Akhirnya keputusan
pemerintah tentang UN (ujian Nasional) keluar juga. Tepatnya pada hari Rabu
tertanggal 23 bulan Maret kemaren, keluarlah surat edaran mendikbud nomor 4
tahun 2020 tentang kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona
virus disease (covid-19) yang isinya membatalkan pelaksanaan ujian nasional
pada tahun sekarang.
Siswa sedang melaksanakan pembelajaran untuk persiapan ujian (dokumen foto mentari literasi)
Pemerintah bertindak demi
untuk keselamatan bangsa Indonesia atau generasi muda yang sedang duduk
dibangku pendidikan pada saat ini. Dimana setiap orang harus berusaha untuk
menjaga bangsa ini dari hal-hal yang merugikan kelangsungan perjalanan bangsa
ini kedepan.
Sebuah keputusan yang bijak
dan tepat sekali, dimana masyarakat kita diguncang virus corona atau covid-19,
disaat pembelajaran tidak berjalan maksimal, atau ketika pelajar yang akan
mengikuti pelaksanaan UN tidak dapat mempersiapkan dirinya untuk mengikuti
ujian yang akan menentukan pendidikannya kedepan.
Nasib UN pun menjadi terang
benderang, ketika beberapa hari terakhir masyarakat mencemaskan tahapan UN yang
harus dikuti anak-anaknya, padahal disatu sisi mereka harus mengurangi kegiatan
diluar rumah. Waalupun ada solusi lain untuk belajar daring(online), tetapi
pembelajaran yang demikian masih menyisakan berbagai problem dan tantangan,
karena menyangkut berbagai aspek.
Salah satunya ditinjau dari aspek
perekonomian dimana belum semua orang tua mampu menyiapkan android untuk buah
hatinya. Tidak semua orang tua mampu menyediakan pulsa internet bagi anaknya,
karena ada suatu kebutuhan lain yang mesti didahulukan daripada membiayai butget
tersebut. Belum lagi masalah masih terdapatnya jaringan yang lelet dibeberapa
wilayah tempat tinggalnya.
Disuatu sisi UN sudah menjadi
bahagian pelengkap dan menandai akhir dari sebuah pembelajaran pada sebuah
jenjang sekolah. Bahkan UN telah dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan
pembelajaran. Bahkan ujian nasional dijadikan urutan atau peringakt akademik
sekolah yang satu dengan sekolah yang lain.
Mungkin sekarang UN tersebut
akan menjadi kenangan saja, yang akan dicatat sebagai goresan sejarah
perjalannya pendidikan bagi bangsa ini. UN memang sering menjadi momok yang
menyenangkan ataupun menakutkan bagi sebahagian orang, khususnya bagi pelajar
yang akan mengikutinya.
Ujian Nasional selama ini
memang menjadi topik menarik yang layak untuk diperdebatkan setiap tahunnya. UN
menjadi topik menarik pada seminar, koloqium, politisi, pemerhati pendidikan,
bahkan masyarakat luas yang memandang ujian tersebut dari berbagai sudut
pandang yang berbeda.
Perdebatan tentang ujian
nasional tersebut bahkan tak henti-hentinya dibicarakan. Sehingga menjadi topik viral yang melelahkan, Topik tersebut menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran.
Sehingga akhirnya pemerintah dan DPR mengambil kebijakan untuk meniadakan UN
pada tahun mendatang atau setelah tahun 2020 ini. Dan diganti dengan opsi lain
yang lebih praktis dan memiliki makna cerdas sesuai dengan tuntutan zaman.
Penggantinya telah mulai
disosialisasikan pemerintah melalui pihak terkait seperti Depdibud atau lembaga
pendidikan nasional, yaitu AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). Bentuknya terdiri
dari penguatan pendidikan karakter, kemampuan bernalar menggunakan matematika
(numerasi), ataupun pun kemampuan mengenal literasi.
Namun nasib UN telah berakhir
lebih cepat dari perencanaan semula, nasib UN ikut terendus oleh covid-19 yang
membahayakan kehidupan dunia. Walau ujian ini telah diputuskan tidak
dilaksanakan lagi yang penting dalam berbagai keadaan pun kita semua harus
menyadari bahwa, setiap fase yang kita lakukan dan yang dikerjakan secara
profesional, dan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab agar semuanya
lebih bermakna terutama untuk masa depan putra dan putri bangsa ini kedepan
Mungkin UN tidak ada lagi,
namun yang namanya menuntut ilmu pengetahuan adalah tugas dan kewajiban yang
harus dilaksanakan semua orang. Menuntut ilmu tidak memandang tempat, usia, waktu,
atau kesempatan. Sebab ilmu merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat.
Meskipun UN tidak
dilaksanakan tahun ini atau tahun berikutnya, tentu siswa yang duduk diakhir
tahun akan mengikuti tahapan lain yang ditentukan sekolah, salah satunya
mungkin saja sekolah akan menggunakan nilai semester yang pernah diikuti
sebelumnya.
Namun kita tak perlu kuatir
terhadap kelanjutan pendidikan putra putri kita karena pemerintah telah
memikirkan dan menyaiapkan opsi yang baik untuk semua itu. Yang penting kita
selalu berdoa dan berusaha untuk mengurangi penyebaran corona yang sedang
berjangkit pada saat ini.
Setiap kita harus
mendengarkan instuksi pemerintah tentang usaha yang mesti dilakukan untuk
memutus rantai penyebaran virus corona agar jagan berkembang cepat, demi kebaikan
bersama, tentu semuanya itu untuk kepentingan dan kebaikan bangsa ini kedepan.
Tentu kita harus menggunakan waktu yang diberikan untuk kebaikan dan
kemaslahatan yang lebih baik.
Waktu yang digunakan dirumah
hendaknya dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap pencipta alam semesta ini,
dapat meningkatkan ibadah kita, dan waktu yang tepat untuk menambah ilmu pengetahuan
kita dari berbagai sisi. Dan kita selalu berdoa gar virona hilang dengan
secepatnya dari muka bumi ini, sama seperti datangnya yang begitu cepat tanpa
memerikan pertanda. Amin…
0 Response to "'UN' dan Corona"
Posting Komentar