F Corona Mengajari Kita untuk Menghargai Arti Rumah | Mentari Literasi

Corona Mengajari Kita untuk Menghargai Arti Rumah


Sampai hari ini pada tiap-tiap negara virus corana masih menunjukan perkembangan signifikan yang luar biasa. Hampir duaratus negara disibukkan dan dihebohkan oleh penyebaran virus corona yang meluluh lantakan kehidupan masyarakat setiap negara.
Rumah Gadang Sebagai Kebanggaan Bagi Masyarakat Minangkabau (Dokumen Mentari Literasi)

Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah masing-masing negara agar virus tersebut tidak menyebar luas. Namun sampai hari ini wabah ini masih tetap merusak, menghancurkan, dan menggeser tatanan kehidupan manusia dimuka bumi.

Kehidupan sosial budaya masyarakat berubah total,sehingga setiap negara mengalami perderitaan yang hampir sama akibat isolasi. Dimana-mana kehidupan manusia terasa terbatas. Hubungan sosial masyarakat yang biasanya hangat, sekarang dingin bahkan terasa hambar dan mengerikan, semuanya itu telah dilalui hampir setiap keluarga belakangan ini.

Tak seorangpun yang mengetahui sampai kapan situasi ini akan berlangsung, tidak satupun teknologi modern mampu mendeteksi covid-19 akan pergi, hilang, lenyap dan enyah dari permukaan bumi ini, sehingga kehidupan manusia akan berjalan normal seperti sediakala.

Jika kita berfikir dengan nalar sehat jawabannya hanya satu, yaitu kapan ya!. Itulah kehidupan, kadang berjalan tanpa keinginan kita, penuh dengan ketidakpastian, gaib, tidak bisa ditentukan walau banyak manusia yang memilki ilmu dan pengetahuan yang tinggi, namun harus diakui sampai saat ini, tak satupun orang yang berhasil menghalau makhluk kecil yang berukuran nanometer dari permukaan bumi ini.

Berita tentang sepak terjang virus corona sampai sekarang ini masih saja terdengar dari semua penjuru dunia, setiap media hari ini eksis mengabarkan banyaknya orang yang masih positif mengidap virus ini, berita kematian selalu menghiasi halaman pemberitaan dengan topik-topik yang sama tentang corona ditiap-tiap negara.

Virus yang lahir ditahun 2019 ini tidak mengenal tempat hidup, mereka tidak membedakan ras dan suku bangsa, tanpa membedakan maju tidaknya teknologi suatu negara. Mereka menyebar bak angin berhembus saja, mereka hadir pada setiap kesempatan. Mereka datang seperti jelangkung yang datang tanpa diundang. Seakan-akan virus ini telah mengajarkan suatu keadilan bagi setiap manusia.

Isolasi diri memang salah satu jalan yang harus ditempuh masyarakat demi menghambat penyebaran virus ini. Jadwal padat dan berbagai aktivitas seseorang yang biasanya dilakukan diluar rumah, sekarang berpindah kesuatu titik yakni rumah tangga masing-masing.
Tak ada jalan lain memang, tapi itulah takdir yang harus kita terima dengan sepenuh hati, jika kita pikirkan lagi dengan seksama, mungkin saatnya telah tiba bagi semua kita untuk kembali kepada fungsi rumah yang sesungguhnya, yang selama ini mungkin telah terabaikan leh kita, yaitu rumah adalah istana adalah tempat berkumpul sebuah keluarga. Sehingga tak jarang orang bijak berkata, “Rumahku adalah Istanaku”.

Pendapat tersebut sampai hari ini belum ada seorangpun yang membantah, setiap keluarga selalu mengidolakan rumahnya sebagai tempat berlindung dikala senang dan susah, rumah adalah benteng tempat keluarga berdiam diri dan merasakan kebahagiaan.

Mungkin selama ini banyak diantara kita yang jarang dirumah, maka sekarang saatnya kita hijrah kembali dari kodrat rumah yang sesunguhnya. Jadikanlah rumah sebagai benteng keluarga yang harus tetap dipertahankan disetiap kondisi dan situasi.

Harus kita sadari, bahwa dalam beberapa hari ini kita mulai merasakan jenuhnya kehidupan jika hanya dirumah saja. Tetapi perasaan tersebut bisa kita atasi dengan memahami bahwa rumah adalah tempat kita yang sesungguhnya didunia ini.

Berbagai aktivitas positif bisa kita lakukan dirumah kita masing-masing. Sesuai dengan adat istiadat dan budaya kita masing-masing. Seperti masyarakat Minangkabau misalnya, ketika semua keluarga berada dalam satu rumah, maka saat yang paling strategis untuk mendidik anggota keluarga sesuai dengan adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah.

Saat yang tepat bagi orang tua untuk mendidik anaknya agar taat beragama, mengajarkan anaknya bagaimana saling menghargai, mengingatkan anaknya agar dapat berperilaku baik dengan selalu mengedepankan sikap sopan santun kepada pada setiap keluarga.

Orang tua tentu saja memilki waktu yang cukup untuk melihat, memperhatikan dan mengontrol perilaku anaknya dirumah. Orang tua mempunyai kesempatan untuk memperhatikan ibadah anaknya. Sehingga tugas kita sebagai pemeluk keyakinan sebagai umat yang beragama akan dapat terselenggara jika kita sama-sama berada dirumah.

Mungkin itu salah satu alasan Allah SWT menyebar corona ditengah kehidupan kita, mungkin saja selama ini kita telah lupa bahwa kemampuan manusia memang terbatas. Sebagai bukti virus yang kecil saja tak mampu kita lawan.

Saat yang tepat bagi semua orang untuk membangun rumahnya sebagai kekuatan bagi keluarganya untuk menghadapi kehidupan terbatas, pendek, dan sementara ini. Corona mungkin saja menguji keimanan dan kesabaran kita sampai kapan kita bisa bertahan.

Sebagai umat beragama dengan adanya wabah covid-19 ini, hendaknya kita perkuat keyakinan kita bahwa Allah itu adalah Maha Besar yang memiliki alam dan segala isinya. Tentu kita harus selalu berdoa dan meminta kepada Sang pemilik alam semesta ini untuk menghentikan penyebaran virus ini dari rumah, lingkungan tempat tinggal, negeri, negara dan  bumi yang kita cintai ini.

Dan tentu ditengah wabah corona ini kita mampu menjadikan rumah kita sebagai benteng pertahanan dunia dan akhirat dan menjadikan rumah kita sebagai istana bagi keluarga kita dan terbentuk keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warohma Qofurrun Rahim. Amin ya Allah…


0 Response to "Corona Mengajari Kita untuk Menghargai Arti Rumah"

Posting Komentar